Kali ini kita melanjutkan tentang tauhid, syirik, serta tiga pertanyaan kubur dari kitab tsalatsatul ushul.
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab berkata dalam Tsalatsah Al-Ushul,
وَأَعْظَمُ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ التَّوْحيِدُ، وَهُوَ: إِفْرَادُ اللهِ بِالْعِبَادَةِ.
وَأَعْظَمُ مَا نَهَى عَنْه الشِّركُ، وَهُوَ: دَعْوَةُ غَيْرِهِ مَعَهُ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى
{وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً}
“Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu: memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedangkan larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu: menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya.” (QS. An-Nisaa’: 36)
Tauhid dan syirik itu apa?
Tauhid secara bahasa berarti menjadikan sesuatu menjadi satu.
Sedangkan secara istilah syari, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal yang menjadikan kekhususan-Nya yaitu dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat.
Syirik secara bahasa berarti an-nashiib yaitu bagian.
Sedangkan secara istilah syari, syirik berarti menjadikan selain Allah punya bagian dalam hal-hal yang khusus bagi Allah.
Macam-macam syirik
Ada berbagai macam bentuk syirik:
1. Syirik dalam doa, bentuknya berdoa kepada selain Allah.
2. Syirik dalam niat, bentuknya melakukan ibadah asalnya riya’ atau hanya ingin mencari dunia semata.
3. Syirik ketaatan, yaitu menjadikan selain Allah sebagai pembuat syariat atau pemnbuat hukum.
4. Syirik mahabbah (cinta), yaitu mencintai selain Allah sama seperti mencintai Allah.
—
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan dalam Tsalatsah Al-Ushul,
فَإِذَا قِيلَ لَكَ: مَا الأُصُولُ الثَّلاثَةُ التِي يَجِبُ عَلَى الإِنْسَانِ مَعْرِفَتُهَا؟ فَقُلْ: مَعْرِفَةُ الْعَبْدِ رَبَّهُ، وَدِينَهُ، وَنَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Kemudian, apabila Anda ditanya : Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia ? Maka hendaklah Anda jawab: Yaitu mengenal Rabb Allah ‘Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Inilah tiga pertanyaan kubur
Dari Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan tentang ayat “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”, beliau mengatakan,
فِى الْقَبْرِ إِذَا قِيلَ لَهُ مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ
“Di dalam kubur akan ditanyakan siapa Rabbmu, apa agamamu, dan siapa nabimu.” (HR. Tirmidzi, no. 3120. Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Hadits ini dikeluarkan pula oleh Bukhari, no. 1369 dan Muslim, no. 2871)
Yang bisa menjawabnya adalah yang kuat imannya. Allah Ta’ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Diselesaikan di RS JIH, 25 November 2019, 28 Rabiul Awwal 1441 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com